Bahaya Soda Untuk Kesehatan

Mungkin di antara kita banyak yang memilih minuman soda untuk menghilangkan rasa haus atau mungkin juga digunakan untuk dihidangkan untuk tamu , atau menjadi menu minuman saat mengadakan pesta kecil-kecilan. Tapi bagi yang sudah mengetahui bahaya dari minuman bersoda mungkin akan memilih minuman segar lainnya yang lebih bermanfaat bagi tubuh untuk menghilangkan rasa haus. Berikut adalah berbagai resiko yang dapat ditimbulkan akibat meminum minuman bersoda : 1. Menyebabkan kerapuhan pada tulang. Kandungan asam fosfor dalam minuman soda yang menimbulkan sensasi kesegaran atau gelembung-gelembung udara ternyata dapat mengerogoti tulang. Jika minuman soda terus menerus dikonsumsi, maka semakin lama tulang akan makin rapuh dan berbentuk seperti pori-pori yang bolong-bolong. 2. Menyebabkan kerusakan pada gigi. Kadar gula yang tinggi dapat menyebabkan gigi semakin cepat rusak/ bolong. 3.Melemahkan otot serta tulang. Dengan mengkonsumsi soda lebih dari 2 liter per hari bisa menyebabkan kadar kalium dalam darah menjadi turun drastis. Jika tubuh kekurangan kalium, efek yang dirasakan adalah tubuh merasa lemah, pusing dan dapat menyebabkan atrofi otot (tak mampu mengangkat beban atau geraknya jadi terbatas). 4. Menyebabkan kegemukan Akibat kandungan kalori yang bisa mencapai 225 kalori dapat membuat tubuh menjadi gemuk. Dalam setiap 1,057 liter minuman soda mengandung 225 kalori dan 39 gram gula. 5. Menyebabkan insomnia, tekanan darah tinggi dan detak jantung yang tidak beraturan (merupakan efek dari kafein yang dikandung oleh minuman bersoda). Dengan telah mengetahui berbagai resiko bahaya yang ditimbulkan di atas sebaiknya kita menghindari minum-minuman bersoda secara terus menerus dan memperbanyak mengkonsumsi air putih.
READ MORE - Bahaya Soda Untuk Kesehatan

Bahaya Pengharum Ruangan

Pemakaian produk apa pun yang merupakan zat-zat kimia, bila berlebihan atau berkontak langsung melalui sistem pernapasan, akan menimbulkan gangguan pada fungsi sistem saraf. Demikian dikemukakan Dr. rer. Nat. Budiawan dari Puska RKL (Pusat Kajian Risiko dan Keselamatan Lingkungan). Contohnya, pingsan dan gangguan sistem pernapasan. Begitu juga jika kontak dengan kulit. Bahan pewangi organik dapat dengan mudah terserap melalui kulit dan menyebabkan efek pada kulit seperti iritasi dan dermatitis. Meskipun komponen zat kimia aktif yang dikandung tiap pewangi berbeda-beda. Itulah mengapa efek bahayanya bisa berbeda-beda tergantung pada komposisi dan bahan aktif aromanya. Di pasaran ada berbagai jenis pewangi. Ada yang padat (biasanya pewangi yang diperuntukkan untuk toilet dan lemari), ada yang cair, gel dan ada juga yang semprot. Sementara penggunaannya, ada yang digantungkan, ada yang diletakkan begitu saja, atau ditempatkan di bibir AC maupun kipas angin. Menurut Budiawan, bahaya pewangi umumnya tergantung pada jenis/bentuknya maupun pewangi dan komponen-komponen kimia aktif yang terkandung di dalamnya, disamping faktor pengaruh lain, seperti jalur paparannya. Dari segi bentuk, sediaan yang mudah menguap (aerosol) lebih berisiko bagi tubuh, terutama jika terjadi kontak langsung melalui sistem pernapasan. Namun demikian kontak yang terjadi melalui kulit pun bukan tak berisiko mengingat zat pewangi akan begitu mudah memasuki tubuh. Asal tahu saja, di pasaran ada 2 jenis zat pewangi, yakni yang berbahan dasar air dan berbahan dasar minyak. Pewangi berbahan dasar air umumnya memiliki kestabilan aroma (wangi) relatif singkat (sekitar 3-5 jam). Itulah mengapa pewangi berbahan dasar air relatif lebih aman bagi kesehatan dibandingkan pewangi berbahan dasar minyak. Memang, pewangi berbahan dasar minyak lebih tahan lama sehingga harga jualnya bisa lebih mahal. Pewangi jenis ini biasanya menggunakan beberapa bahan pelarut/cairan pembawa, di antaranya isoparafin, diethyl phtalate atau campurannya. Sementara jenis pewangi yang disemprotkan umumnya mengandung isobutane, n-butane, propane atau campurannya. Untuk bentuk gel disertai kandungan bahan gum. Adapun zat aktif aroma bentuk ini umumnya berupa campuran zat pewangi, seperti limonene, benzyl acetate, linalool, citronellol, ocimene, dan sebagainya. Menurut Budi, bagi prinsipnya semua zat pewangi tersebut berisiko terhadap kesehatan. Terutama pada mereka yang berada pada kondisi rentan, seperti ibu hamil, bayi, dan anak, ataupun orang yang sangat sensitif terhadap zat-zat pewangi. Sayangnya, baru sekitar 80% zat pewangi belum teruji keamanannya terhadap manusia. Di sinilah kewaspadaan konsumen betul-betul dituntut. Ada pun pewangi yang sudah dilarang The International Fragrance Association (IFRA) di antaranya pewangi yang mengandung musk ambrette, geranyl nitrile, dan 7-methyl coumarin. Sedangkan yang berbentuk gel dilarang bila mengandung zat-zat pengawet yang berbahaya bagi kesehatan, seperti formaldehyde dan methylchloroisothiozilinone. Jadi, tidak semua pewangi memberi efek negatif bagi kesehatan. Artinya, kita masih bisa menggunakan pewangi yang beredar di pasaran. Hindari Sinar Matahari Secara kasat mata mungkin sulit untuk mengetahui mana pewangi yang aman dan mana yang berbahaya. Sebagai tindak pencegahannya, konsumen harus cerdik memilih pewangi dengan merek terdaftar/teregistrasi. Dengan demikian keamanannya minimal cukup terjamin di bawah lembaga pengawas/pemberi izin. Tentu saja demi keamanan konsumen, badan pengawas harus benar-benar mengontrol peredaran pewangi ini. Terlebih terhadap pewangi dengan kandungan zat-zat tertentu yang memang diketahui berisiko bagi kesehatan. Mengapa hal ini perlu ditekankan? Tak lain, tegas Budi, pihak produsen kerap tidak mau mencantumkan pada kemasan mengenai komposisi bahan-bahan dalam pewangi yang diproduksinya. Untuk konsumen awam, Budi menganjurkan agar senantiasa cermat membaca label atau registrasi produk. Selain itu, gunakan pewangi seperlunya saja sesuai kebutuhan. Menggunakannya pun jangan berlebihan sambil selalu mengedepankan kehati-hatian dalam memilih produk. Jangan lupa untuk menyimpannya jauh dari jangkauan anak-anak, terutama balita. Yang tak kalah penting untuk diperhatikan, hindari produk pewangi dari kontak langsung dengan sinar matahari guna mencegah terjadinya perubahan kimiawi. Itulah mengapa hindari area yang langsung terpapar sinar matahari sebagai tempat penyimpanan pengharum. GANGGU Pertumbuhan Janin Pewangi dapat saja memicu gangguan pernapasan ataupun asma, sakit kepala hingga kemungkinan gangguan pertumbuhan janin pada ibu hamil. Tapi hal ini akan terjadi jika memakai zat pewangi yang sudah dilarang penggunaannya sebagaimana yang direkomendasikan. Hindari PEMAKAIAN KAMPER DARI Kebutuhan Bayi Menurut Budi, berdasarkan hasil studi terdahulu (WHO), jika zat kamper (naftalen) kontak langsung pada bayi secara perkutan (penyerapan melalui kulit) dan paparannya sering serta berlebihan dalam penggunaaannya, dapat menyebabkan peningkatan kadar billirubin dalam darah yang dapat mengganggu sistem saraf pusat.
READ MORE - Bahaya Pengharum Ruangan

FotoQ

 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 Inspirasiku |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.